Setelah atufa
mengetahui kalau zeeshan tidak seiman lalu ia memutuskan untuk tidak membuat
zeeshan menunggu dan mengharapkannya, tapi ia mencoba perlahan agar zeeshan
tidak tersakiti olehnya.
Zeeshanpun mengirim pesan, “hai, kekasihku, kau sedang apa” lalu atufa ketakutan dan membalasnya. Saat melihat
atufa yang agak berbeda lalu zeeshan bertanya “kenapa kau terlihat berbeda saat selesai ramadhan” lalu atufa menjawab “hm,,,,hm,,hm,,, tidak ada yang berubah zeeshan ok, semuanya baik-baik
saja”
Saat atufa siap
membantu ibunya bekerja lalu ia beristirahat dan aimal teman ahsan mengirimnya
pesan, dia memberitahu atufa kalau ahsan juga pernah menceritakan ketika ia
menelfon atufa setelah berapa bulan putus, dan atufa selalu menanyakan kabar
ahsan pada temannya itu “bagaimana kabar
ahsan? Apakah ia baik-baik saja, tolong jangan beritahu ia kalau aku menanyakan
kabarnya” karna atufa mengetahui kalau ahsan mempunyai masalah dengan
kesehatan di otaknya, dan dulu ketika ahsan hendak ke dokter dan sakitnya
kambuh ia memberitahu atufa , dan anehnya atuva juga memimpikan ia sakit
sebelum ia memberitahu.
“ahsan baik-baik saja atuva, kau jangan
khawatir, sebentar lagi dia menuju kerumahku” lalu atuva senang
mendengarnya walau ia tak berbincang dengan ahsan “atuva, ahsan sedang menuju kemari, aku harus menutup ponselku, ok”
lalu aimal pergi menemui ashsan.
Atuva sangat
menyayangi ahsan, apalagi kalau ahsan bilang ia sakit, atuva sangat gelisah.
Saat bulan ramadhan lalu ahsan mengirim pesan dan bertanya tentang pusanya
atuva dan atuva bertanya kembali “bagaimana
dengan puasamu ahsan?” ahsan
menjawan “aku meninggalkan sehari” lalu tumbul pertanyaan “kenapa kau meninggalkannya?” ahsan menjawab “karna pendarahan” lalu atuva
sedih ia menangis “ tapi kenapa? Tolong
jelaskan ?” lalu ahsan menjelaskan “ oh, atuva pliz, aku hanya pendarahan biasa
saat aku menyentuh mulutku lalu kukuku mengenai lidahku dan terluka lalu aku
berdarah” atuvapun lega.
Ketika aimal
kembali lalu ia berbincang kembali dengan atuva, Lalu atuva bertanya tentang
kehidupan ahsan yang mendalam, aimal mengatakan kalau ahsan itu lelaki yang
sederhana dan rumahnya kecil tidak besar, dia cepat marah dan tidak banyak
bicara tapi ia memiliki wajah yang sangat tampan dan hati yang baik, lalu atuva
bertanya kalau kenapa ahsan mempermainkan perasaan atuva, dan aimalpun
mengatakan kalau ia tidak mengetahui kenapa ahsan mempermainkannya tapi pada
kenyataan ia adalah pemuda yang baik.
Keesokan hari
atuva mengganti nomor ponselnya dan mencoba berpura-pura salah mengirim pesan
kepada aimal, lalu aimal tidak keberatan dan mereka berteman, atuva memerankan
namanya sebagai “Shakeera”. Atuva bertanya kalau apakah aimal punya teman di
Indonesia lalu aimal menjawab ia dan namanya atuva dan atuva dulu adalah
kekasih temannya, lalu atuva berpura-pura syok dan bertanya oh ya, lalu aimal
mengatakan tapi mereka sudah putus tapi atuva masih mencintainya , lalu atuva
bertanya “oh yah, apakah temanmu yang
bernama ahsan itu masih mencintai gadis yang bernama atuva itu” lalu aimal berdiam lama dan menjawab “ yah, ahasan juga mencintainya” lalu
atuva sedih “kenapa ahsan bilang kalau ia tidak mencintaiku lagi dan ia juga bilang
kalau ia tidak mencintaiku ia tidak serius aimal juga bilang kalau ahsan punya pacar
baru disana dan ahsan tidak mencintainya, tapi mengapa dulu ia meyakinkannku,
oh tuhan yang mana harus kupercaya.´Lalu ia langsung mematikan ponselnya.
Setelah sekian
lama ahsan tidak lagi mengirimnya pesan ia hanya bisa bertanya kepada aimal. “aimal, bagaimana dengannya hari ini” lalu aimal menjawab “atuva hari ini ia keluar kota bersama ayahnya, mungkin lama ia disana”.
Beberapa hari ia bertanya lagi “aimal, bagaimana dengannya” lalu aimal menjawab “atuva, aku sedang marah dengannya saat ini, ia telah mengabaikanku, ia
tak peduli padaku”.
Atuva sangat merindukan
ahsan, namun ia takut mengirim pesan karna ahsan selalu mengabaikannya saat ia
mengirim pesan, lalu ia mencoba mengirim “hi”
ah”sanpun membalas namun ketika ia
bertanya kabar namun ahsan tak menyanyainya
kembali saat ia bertanya bagaimana berjalan hari-hari ahsan, namun ahsan
hanya menjawab “nothing” atuvapun
kesal dan tak mengirimnya lagi sampai kapanpun, ia juga berjanji untuk tidak
mengiriminya lagi.